Thursday, October 15, 2009

Bahasa daerah di Kalimantan Timur

Bahasa-bahasa daerah di Kaltim merupakan bahasa Autronesia dari rumpun Malayo-Polynesia yaitu :
  • Bahasa Malayic :
  1. Malayic
    1. Malayan
      1. Bahasa Melayu Lokal :
        1. Bahasa Banjar (bjn)
        2. Bahasa Berau (bve)
        3. Bahasa Kutai :
          1. Dialek Tenggarong - Melayu Kutai (vkt)
          2. Dialek Kota Bangun - Melayu Kutai (mqg)
          3. Dialek Ancalong - Melayu Kutai
  • Bahasa Borneo :
  1. Borneo Barito
    1. Barito timur bagian utara :
      1. Bahasa-bahasa Lawangan (lbx) : Bahasa Lawangan, Bahasa Pasir, Bahasa Benuaq, Bahasa Bentian
    2. Barito Mahakam :
      1. Bahasa Tunjung [tjg]
      2. Bahasa Ampanang (apg)
  2. Borneo Timur Laut
    1. Sarawakan Utara
      1. Bahasa Dayic
        1. Kelabitic :
          1. Bahasa Lundayeh [lnd]
          2. Bahasa Putoh [put]
          3. Bahasa Lengilu [lgi]
        2. Murutic :
          1. Murut :
            1. Bahasa Okolod [kqv]
            2. Bahasa Selungai Murut [slg]
          2. Tidung :
            1. Bahasa Tidung(tid)
            2. Bahasa Bulungan(blj)
            3. Bahasa Murut Sembakung (sbr)
            4. Bahasa Tagol
      2. Kenyah :
        1. Bahasa Kenyah :
          1. Dialek Kenyah Sungai Bahau [bwv]
          2. Dialek Kenyah Sungai Kayan [knh]
          3. Dialek Kenyah Kelinyau [xkl]
          4. Dialek Kenyah Mahakam [xkm]
        2. Dialek Kenyah Bakung [boc]
        3. Bahasa Punan Tubu [puj]
        4. Sebob :
          1. Dialek Kenyah Wahau [whk]
    2. Rejang-Sajau :
      1. Bahasa Basap [bdb]
      2. Bahasa Burusu/Bahasa Brusu [bqr]
      3. Bahasa Punan Merap/Bahasa Merap [puc]
      4. Bahasa Sajau Basap [sjb]
  3. Borneo Kayan-Murik
    1. Kayan :
      1. Bahasa Bahau(bhv)
      2. Dialek Kayan Busang/Bahasa Busang [bfg]
      3. Dialek Kayan Wahau [whu]
      4. Dialek Kayan Mahakam [xay]
      5. Dialek Kayan Sungai Kayan [xkn]
    2. Modang :
      1. Bahasa Modang [mxd]
      2. Bahasa Segai [sge]
    3. Punan Muller-Schwaner :
      1. Bahasa Aoheng/Bahasa Penihing [pni]
      2. Bahasa Punan Aput [pud]
      3. Bahasa Punan Merah [puf]
      4. Bahasa Uheng Kereho [xke]
Hampir setiap suku dan sub-suku dayak di Kalimantan Timur memiliki bahasa yang berbeda-beda satu sama yang lainnya.

Pulau Kumala, Wisata pulau di Kalimantan Timur

Pintu gerbang masuk Pulau Kumala

Pulau Kumala merupakan daerah delta di Sungai Mahakam yang memanjang di sebelah Barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimulai pada tahun 2000, Pulau Kumala dibangun menjadi kawasan wisata. Namun sejak Bupati Syaukani Hasan Rais, yang membangun pulau ini, terjegal kasus korupsi pada tahun 2006, pembangunan Pulau Kumala menjadi mangkrak.

Akses Ke Pulau Kumala

Taman Wisata Pulau Kumala berjarak sekitar 27 km dari Kota Samarinda yang dapat ditempuh melalui Jembatan Kutai Kartanegara dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari kota Balikpapan yang memiliki fasilitas Bandara Sepinggan dan Pelabuhan Semayang yang merupakan akses transportasi udara dan laut di Kalimantan Timur, Berjarak sekitar 130 km yang dapat ditempuh kurang lebih 3 jam lewat jalan darat. Selain itu Taman Wisata Pulau Kumala dapat juga dicapai dengan transportasi air melewati Sungai Mahakam.

Sejarah

Obyek wisata Pulau Kumala yang terletak di tengah Sungai Mahakam merupakan taman rekreasi perpaduan antara teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 76 hektar ini dulunya adalah lahan tidur dan semak belukar. Saat ini, sebagian area sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sky tower setinggi 100 meter untuk menikmati keindahan dari udara, kereta api mini area permainan dan kereta gantung yang menghubungkan dengan daratan.

Di pulau ini terdapat DSJ Resort lengkap dengan kolam renang dan sarana bagi mereka yang ingin istirahat, yaitu satu-satunya cottage di tengah Sungai Mahakam di lokasi Pulau ini dipersiapkan Aquarium Raksasa bagi ikan pesut, lumba-lumba air tawar yang hanya ada di Republik Rakyat Cina dan Brasil.

Pembangunan Taman Wisata Pulau Kumala dilakukan secara bertahap dan akan terus berkembang. Dengan demikian masyarakat akan mendapatkan tambahan obyek wisata yang representatif selain Museum Mulawarman (bekas keraton Kerajaan Kutai Kartanegara), Waduk Panji Sukarame, Desa Budaya Pondok Labu di Tenggarong dan Nusa Tuna di Kecamatan Muara Muntai yang berpasir putih.